Sketsa kehidupan

You'll never enjoy your life,

living inside the box

You're so afraid of taking chances,

how you gonna reach the top?

matanya masih lagi melihat ke luar.masih lagi mengharap satu kelibat yang mungkin tidak akan tiba.pada kelibat itu dia bergantung nasib,bersandar harapan.kakinya dilunjurkan ke hadapan.minyak gamat di capai lantas penutup merah di buka.

titisan demi titisan minyak gamat jatuh dikaki mudanya.seperti air matanya yang jatuh menghentak lantai.diusap perlahan kakinya.kakinya yang dulu gah kemana saja.kini kaku di sisi katil.

rumah kotak itu menjadi tempat dia berlindung hujan panas.sekilas dia mendongak ke atas.ternampak sedikit lubang di hujungnya.tanda atap bocor.dengusan kedengaran.matanya kembali melihat ke luar jalan.masih lagi menanti kelibat itu.

dari sudut tengah rumah,Adi nampak segala perilaku kakaknya.kakaknya yang menanti suaminya yang memang tidak akan pulang.Abang Dian,sudah pulang ke rumah asal,kubur.

selepas kemalangan,kakaknya menjadi seorang yang pendiam.kecacatan fizikal kakaknya membuatkan keadaan bertambah rumit.Adi hanya mengharap ehsan orang sekiling untuk membantu mereka.tiada lagi kesedaran untuknya untuk bangun bekerja dan mencari rezeki.dia sudah putus asa,sudah banyak kali dia menghadiri temuduga.DULU.tiada satu pun yang lekat.

namun itu dulu.sekarang dia sudah menjawat sebagai jawatan tinggi di sektor awam.kakaknya tidak lagi menanti kelibat yang tidak mungkin datang.kakaknya mula tersenyum hiba melihat kejayaan adiknya yang dulu diam tanpa suara.semuanya berubah,mereka tidak lagi tinggal di rumah petak yang atapnya bocor.kini tinggal di rumah mewah beratapkan indah.

terdetik di hati Adi,benarlah

You'll never enjoy your life,

living inside the box

You're so afraid of taking chances,

how you gonna reach the top?